KAJIAN MUSLIMAH 1 “MUSLIMAH DAN MENTAL HEALTH”
Kajian Muslimah atau disingkat KAMUS merupakan salah satu program kerja dari UKKI Asy Syifa’ Fakultas Farmasi Universitas Jember yang mana pada periode ini dilaksanakan sebanyak tiga kali. Kajian Muslimah ini dapat diikuti oleh seluruh muslimah Universitas Jember. Kajian muslimah diadakan untuk membahas dan mengkaji seputar permasalahan yang akan dihadapi seorang muslimah diwaktu yang akan datang dengan penjelasan menurut pandangan Islam berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist. Acara Kajian Muslimah yang pertama ini dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2023 dengan tema “Muslimah dan Mental Health” yang diisi oleh Ibu Dr. apt. Fifteen Aprilia Fajrin, S.Farm.,M.Farm. sebagai pemateri, bertempat di Musholla Fakultas Farmasi Universitas Jember. Kajian Muslimah diikuti oleh 7 peserta dan 14 panitia yang hadir.
Acara Kajian Muslimah 1 ini berlangsung selama 1 jam 35 menit yang dimulai pada pukul 09.00-10.35 WIB, yang diawali dengan presensi peserta, kemudian pembukaan oleh Ibu apt. Afifah Machlaurin., S.Farm, M.Sc. selaku pembina UKKI Asy Syifa’ dan sambutan-sambutan oleh ketua UKKI Asy Syifa’, ketua pelaksana Kajian Muslimah serta perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa, lalu pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan dilanjutkan dengan pretest untuk mengetahui pemahaman awal peserta sebelum mengikuti acara. Setelah itu, memasuki acara inti yaitu penyampaian materi tentang Muslimah’s Mental Health oleh Ibu Dr. apt. Fifteen Aprilia Fajrin, S.Farm.,M.Farm. Setelah penyampaian materi, dilakukan sesi diskusi yang ditujukan kepada peserta yang ingin bertanya lebih lanjut terkait materi yang disampaikan. Acara Kajian Muslimah diakhiri dengan posttest dan sesi foto bersama serta dilanjutkan doa penutup.
Materi yang disampaikan dalam Kajian Muslimah adalah tentang tanggapan muslimah terhadap mental health yang akhir-akhir ini menjadi topik hangat yang prevalensinya terus meningkat dan memerlukan perhatian khusus dari lingkungan sekitar setelah terjadinya pandemi covid-19. Di seluruh dunia dipastikan setidaknya ada orang yang mengalami kesehatan mental yang buruk sehingga untuk mendukung program kesehatan mental pada tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Kesehatan mental sendiri didefinisikan sebagai kesuksesan dalam menjaga aktivitas mental seperti aktivitas harian yang produktif dan menjaga hubungan dengan individu lainnya serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan mengatasi stress. Kesehatan mental dapat terganggu akibat dari kesalahan fungsi otak untuk bekerja dengan gejala yang terjadi seperti kesulitan dalam berpikir dan fokus, perubahan emosional yang ekstrim, dan gangguan tidur. Karakteristik seseorang yang memiliki pribadi yang sehat mental dalam aspek pribadi terbagi menjadi 4 aspek yaitu fisik, psikis, sosial, dan moral-religius. Secara fisiknya pribadi yang sehat mental memiliki ciri sehat dan tidak sakit-sakitan. Secara psikis pribadi yang sehat mental memiliki respon emosional, mampu menyatakan pendapat dan bertindak serta terhindar dari gangguan psikologis. Secara sosial pribadi yang sehat mental memiliki rasa empati dan kasih sayang pada orang lain, mampu bersosialisasi dengan orang lain, dan toleran. Secara moral-religius pribadi yang sehat mental akan selalu mengingat Allah dan mengamalkan ajaran-Nya. Gangguan mental dapat terjadi dari faktor biologis, faktor keluarga, faktor lingkungan, dan beauty standard. Kebanyakan orang yang terkena gangguan mental akan dicap sebagai orang aneh yang harus dikucilkan sehingga membuat siapa saja khawatir akan diri sendiri dan tidak memiliki keberanian dalam menyampaikan permasalahannya kepada orang lain karena malu dan menyebabkan terjadinya depresi. Secara biologis, perempuan lebih berisiko tinggi mengalami gangguan mental karena perempuan yang lebih sering menunjukkan perubahan emosional.
Agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, orang yang beriman akan selalu mengingat Allah, mengerti tujuan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak sehingga agama bisa menjadi penjaga dalam kesehatan mental seseorang. Dalam Islam diturunkannya Al-Qur’an salah satu fungsinya yaitu sebagai asy-Syifa atau obat untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun rohani. Salah satu ayatnya pada Q.S. Ar-Ra’d ayat 28 memiliki arti “[yaitu] orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”. Selain itu, perspektif Islam dalam menjaga kesehatan mental dapat dilakukan dengan cara shalat yang khusyu’, berdzikir, banyak bersyukur, menghindari perbuatan dosa, menghindari penyakit hati, makan makanan halal, dan berolahraga. Tidak lupa juga kita perlu menjaga kebaikan diri sendiri seperti banyak bersyukur, memaafkan diri sendiri, melakukan sesuatu yang dapat membuat kita tersenyum, dapat mengembangkan ide dan berani untuk menolak sesuatu yang tidak sesuai keinginan kita serta meluangkan waktu untuk beristirahat.
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi ini adalah sebagai seorang umat Islam hendaklah selalu mengingat Allah dalam berbagai hal yang dilakukan untuk dapat mencapai ridha-Nya dan menjalankan setiap ajaran-Nya dengan ikhlas dan bertanggung jawab serta selalu bersyukur terhadap apapun yang terjadi pada diri kita. Dengan demikian, seburuk apapun yang terjadi pada kehidupan kita, mungkin Allah menginginkan kita untuk belajar tentang kehidupan dan mempersiapkan sesuatu yang lebih besar di masa depan dengan memberikan berbagai cobaan sesuai porsi yang bisa kita hadapi untuk menjadi diri sendiri yang lebih baik kedepannya. Seperti kutipan oleh Jalaluddin Rumi yaitu “Andai saja engkau mengetahui rencana-rencana indah Allah dibalik takdir-takdir-Nya, maka engkau tak akan pernah bisa berhenti untuk tersenyum“.