KAJIAN KEMUSLIMAHAN
Kajian Kemuslimahan adalah salah satu kegiatan UKKI Asy-Syifa’yang dilakukan secara rutin setiap periode kepengurusan. Kegiatan ini memiliki beberapa manfaat seperti : dapat memperdalam ilmu agama, mengkaji hal-hal yang sering terjadi, menjalin silaturahmi antar anggota, dan menambah lingkaran pertemanan. Kegiatan kamus ini hanya bisa diikuti oleh akhwat.
Pada periode ini, kajian kemuslimahan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada hari sabtu maupun minggu, pada tanggal 30 Agustus, 12 September, 26 September, dan 10 Oktober 2020 yang diselenggarakan secara online melalui google meet. Kegiatan tersebut diisi oleh 4 pemateri yaitu Dr. apt. Evi Umayah Ulfa, M.Si., Dr. apt. Fifteen Aprilia Fajrin, S.Farm.,M.Farm., Nurfaidah Ayu Aprilianti, dan Cindy Riana Putri Febriani.
Pada kajian kemuslimahan 1, kegiatan berlangsung dari pukul 15.30-16.45 WIB. Kajian kemuslimahan I diikuti oleh 66 peserta. Acara diawali dengan pembukaan, dilanjut tilawah, kemudian pelaksanaan pretest untuk mengetahui pemahaman peserta sebelum materi disampaikan. Kemudian, dilanjutkan ke acara inti yaitu materi yang akan disampaikan oleh Ibu Dr. apt. Evi Umayah Ulfa, M.Si. Acara dilanjutkan dengan posttest bagi peserta untuk mengetahui kembali pemahaman peserta setelah materi disampaikan. Setelah itu, dilanjutkan penutup.
Materi kajian kemuslimahan 1, materi tentang wanita karir dalam islam. Wanita karir adalah wanita yang menekuni profesi atau pekerjaannya dan melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan prestasinya. Dalam islam, ada beberapa ulama yang berpendapat membolehkan dan tidak membolehkan menjadi wanita karir. Sebagian ulama yang membolehkan menjadi wanita karir di luar rumah harus memiliki syarat seperti: mendapatkan izin dan sepengetahuan wali (suami atau orang tua), menjauhi kholwat dan ikhtilat, tidak menimbulkan fitnah, dll. Pada zaman Rasulullah SAW, banyak para perempuan yang bekerja di luar rumah sebagai wanita karir. Oleh karena itu, apabila ingin menjadi wanita karir pada masa kini harus memperhatikan syarat tersebut, istiqomah dalam beribadah dan beragama, memperhatikan prioritas, peluang dan potensi yang ada.
Pada kajian kemuslimahan 2, acara berlangsung dari pukul 15.30-16.45 WIB. Kajian kemuslimahan 2 diikuti oleh peserta sebanyak 73 orang. Rangkaian acara kajian kemuslimahan sebagai berikut: pembukaan, tilawah, pretest, diskusi materi dan tanya-jawab, posttest, dan penutup. Materi yang dibahas mengenai muslimah melawan insecure. Insecure itu wajar, tetapi
menjadi tidak wajar jika insecure tersebut tidak dapat dikontrol. Insecure adalah perasaan tidak aman atas diri sendiri yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Biasa dikenal dengan tidak percaya diri (tidak PD). Banyak sekali tanda-tanda yang menunjukkan insecure, salah satunya adalah memandang rendah diri sendiri. Pemicu insecure biasanya dari social media dan faktor internal. Jadi, sebisa mungkin diubah pemikiran kita dari insecure menjadi bersyukur, sesuai firman Allah SWT dalam Q.S. Ibrahim ayat 7. Terdapat beberapa cara mengatasi insecure yaitu: menerima diri sendiri, tidak kufur nikmat, memaksimalkan kelebihan, dan tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Pada hari Sabtu, 26 September 2020 diadakan acara kajian kemuslimahan ke-3 yang dimulai pada pukul 15.30 WIB– 17.00 WIB, dilaksanakan kajian muslimah ke-3 yang diisi oleh Nurfaidah Ayu Aprilianti dan diikuti oleh 49 peserta. Acara ini dibuka dengan pembacaan tilawah dan dilajutkan pengerjaan pretest bagi peserta kajian muslimah. Setelah itu, pemaparan materi oleh pemateri dan diakhiri dengan pengerjaan posttest dan doa. Pada kajian muslimah ke-3, materi yang disampaikan adalah “Bahaya Ghibah” yang berkaitan dengan kebiasaan kaum wanita. Pada materi ini, disebutkan bahwa ghibah adalah kegiatan membicarakan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka jika hal itu disebutkan. Salah satu dalil yang tidak memperbolehkan adanya ghibah yaitu pada surah Al-Hujarat:12, “Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.
Pada hakikatnya, seseorang yang melakukan kegiatan berupa ghibah sama dengan dia sedang memakai bangkai saudaranya sendiri. Selain itu, terdapat kerugian yang diperoleh oleh orang yang melakukan hal tersebut yakni mengurangi pahala berpuasa ketika orang tersebut melakukan ghibah saat berpuasa, menambah musuh, mengurangi keimanan dalam diri seseorang, menjadi sebab kemurkaan Allah, dan dinantikan oleh adzab kubur. Di era modern ini, terdapat hal kecil yang mampu menjadi pendorong seseorang untuk berghibah yaitu sosial media. Dengan adanya sosmed seseorang cenderung lebih kritis dalam menghadapi suatu hal yang bersifat pribadi. Hal itu dimaksudkan bahwa, seseorang kritis bukan dalam hal kebaikan melainkan dalam hal mengeruk informasi mengenai seseorang. Apabila terdapat kesalahan atau hal buruk yang dia lihat maka dengan mudahnya ia mengumbar keburukan tersebut kepada orang lain. Selain itu, lisan pada diri seseorang juga berperan besar dalam kegiatan ghibah.
Pada kajian kemuslimahan 4, acara berlangsung dari pukul 15.30-16.45 WIB. Kajian kemuslimahan 4 diikuti oleh peserta sebanyak 38 orang. Rangkaian acara kajian kemuslimahan sebagai berikut: pembukaan, tilawah, pretest, diskusi materi dan tanya-jawab, posttest, dan penutup. Pada acara tersebut membahas tentang “Sikap Bijak dalam Bersosial Media” yang disampaikan oleh Cindy Riana Putri Febriani. Sosial media memiliki dampak yang besar bagi kehidupan saat ini, baik dampak positif maupun dampak negatif. Hukum asal perkara duniawi adalah diperbolehkan sampai ada dalil yang mengharamkannya, dan sesuatu yang mubah ini dapat menjadi pahala ataupun dosa sehingga diperlukan sikap yang bijak dalam bersosial media. Musibah-musibah dari bersosial media antara lain banyaknya anak di bawah umur yang kecanduan dengan gadget, banyaknya orang yang rela menjual harga dirinya demi sebuah konten sehingga dapat terjerumus pada maksiat, dan hilangnya adab seseorang yang menyebabkan menjauhkan yang dekat seperti tidak sempat membaca Al-Qur’an karena sibuk dengan sosial media.
Tips bijak dalam bersosial media yang utama adalah memperhatikan niat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam “Sesunguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan balasan tergantung apa yang diniatkan”. Selain niat, perlu pula kebijakan dalam mengingkari setiap kemungkaran di sosial media. Cara bijak bersosial media dapat dilakukan dengan tidak memamerkan kenikmatan yang diperoleh, tidak berkeluh kesah di sosial media, tidak membuat akun palsu, serta tidak menghabiskan waktu untuk melihat akun orang lain. Sedangkan adab dalam berdakwah di sosial media yaitu niat, dapat dipertanggungjawabkan, menjaga amanah ilmiah, tidak memposting yang di luar kapasitas kita, menjaga akhlak mulia, mempertimbangkan mashlahat dan mafadat, serta tidak mudah berfatwa.