Studi Etnofarmasi Suku Osing oleh MPA Pring Kuning
MPA Pring Kuning telah melakukan kegiatan Studi Etnofarmasi Suku Osing di Kecamatan Kabat, Rogojampi, dan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi. Studi Etnofarmasi tersebut dilakukan pada tanggal 25 Agustus – 2 September 2018, dengan jumlah 14 anggota. Hasil studi etnofarmasi ini mendapatkan 90 jenis tanaman yang digunakan untuk 52 macam penyakit dari hasil wawancara dengan 24 informan terpilih.
Salam Lestari!
Sebagai mahasiwa farmasi yang notabene sering menjadi pengabdi laboratorium ataupun pengabdi tugas yang terlihat berbanding terbalik dengan mahasiwa pecinta alam yang sering mendaki gunung. MPA Pring Kuning telah melakukan kegiatan yang unik dan jarang dilakukan oleh mahasiwa lain yakni etnofarmasi. Mungkin jargon “belajar sambil berpetualang” cocok dikatakan untuk mahasiwa ini. Karena kegiatan ini tidak melupakan jati diri sebagai mahasiswa farmasi sekaligus pecinta alam. Etnofarmasi merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiwa farmasi dan sekaligus berhubungan dengan konservasi sebagai mahasiswa pecinta alam.
Etnofarmasi sendiri merupakan bagian dari ilmu pengobatan masyarakat tardisional yang seringkali terbukti secara emipiris dan setelah melalui pembuktian ilmiah, dapat ditemukan atau dikembangkan senyawa obat baru (Moektiwardoyo, 2014). Secara gamblangnya, menggali informasi tentang obat tradisional yang digunakan suatu suku tertentu yang kemudian dapat dikembangkan menjadi temuan obat baru.
Semangat membara dari anggota-anggota muda MPA Pring Kuning yang telah melakukan kegiatan Studi Etnofarmasi Suku Osing pada tanggal 25 Agustus – 2 September 2018 di Kecamatan Kabat, Rogojampi, dan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi. Panitia kegiatan ini berjumlah 14 panitia yang terdiri dari 7 anggota muda dan 7 anggota biasa.
Kegiatan ini dilakukan dengan mewawancarai informan terpilih dengan mengacu kuisioner yang telah dibuat. Hasil studi etnofarmasi ini mendapatkan 90 jenis tanaman yang digunakan untuk 52 macam penyakit dari hasil wawancara dengan 24 informan terpilih.
Tujuan dilakukannnya kegiatan ini untuk mengetahui dan mendokumentasikan obat tradisional yang digunakan oleh suku osing. Karena sesuatu hal yang tidak terdokumentasikan akan hilang dalam ingatan. Maka pentingnya dilakukan kegiatan ini agar pengetahuan tentang pengobatan tradisional Suku Osing tidak punah tergerus moderenisasi.
Selanjutnya, hasil penelitian tersebut dapat dibukukan ataupun diterbitkan sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca. Selain itu, juga dapat dijadikan refrensi untuk diteliti skala laboratorium seperti yang telah dilakukan MPA Pring Kuning sebelumnya. Yakni meneliti daun calingan dari hasil etnofarmasi Suku Tengger yang digunakan masyarakat setempat untuk obat diare. Hasil dari penelitian tersebut akan diterbitkan sebagai jurnal nasional.
Semoga kegiatan ini dapat dilaksanakan lagi di Suku-Suku lainnya. Seperti Suku-Suku diluar Jawa yang belum terdokumentasi. Dan semoga dengan dilakukannya kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi peneliti ataupun pembaca dan membanggakan almamater tercinta serta dapat mempublikasi hasil penelitian yang telah dilakukan.
Terimakasih kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam kegiatan ini.