KAJIAN MUSLIMAH 2 “HOW TO BE A HIGH VALUE MUSLIMAH?”
Kajian Muslimah atau disingkat KAMUS merupakan salah satu program kerja dari UKKI Asy Syifa’ Fakultas Farmasi Universitas Jember yang mana pada periode ini dilaksanakan sebanyak tiga kali. Kajian Muslimah ini dapat diikuti oleh seluruh muslimah Universitas Jember. Kajian muslimah diadakan untuk membahas dan mengkaji seputar permasalahan yang akan dihadapi seorang muslimah diwaktu yang akan datang dengan penjelasan menurut pandangan Islam berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist. Acara Kajian Muslimah yang pertama ini dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2023 dengan tema “How to Be a High Value Muslimah?” yang diisi oleh Saikha Adila Azzah S.K.G sebagai pemateri, bertempat di Musholla Fakultas Farmasi Universitas Jember. Kajian Muslimah diikuti oleh 23 peserta dan 12 panitia yang hadir.
Acara Kajian Muslimah 2 ini berlangsung selama 1 jam 35 menit yang dimulai pada pukul 09.00-10.35 WIB, yang diawali dengan presensi peserta, kemudian sambutan-sambutan oleh ketua pelaksana Kajian Muslimah, ketua Umum UKKI Asy Syifa’, serta perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa, lalu pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan dilanjutkan dengan pretest untuk mengetahui pemahaman awal peserta sebelum mengikuti acara. Setelah itu, memasuki acara inti yaitu penyampaian materi tentang How to Be a High Value Muslimah? yang diisi oleh Saikha Adila Azzah S.K.G. Setelah penyampaian materi, dilakukan sesi diskusi yang ditujukan kepada peserta yang ingin bertanya lebih lanjut terkait materi yang disampaikan. Acara Kajian Muslimah diakhiri dengan posttest dan sesi foto bersama serta dilanjutkan doa penutup.
Materi yang disampaikan dalam Kajian Muslimah adalah mengenai ungkapan high value woman yang sering kita dengar akhir akhir ini. Namun, pada pembahasan ini lebih membahas apa dan seperti apa high value muslimah. High value muslimah atau muslimah bernilai tinggi dapat didefinisikan sebagai musimah yang mengerti dan menyadari seberapa penting dirinya. Namun, pada kenyataannya walaupun istilah high value sudah tidak terlalu asing, beberapa muslimah masih tidak mengetahui bagaimana seorang muslimah yang bernilai tinggi. Beberapa dari mereka melakukan hal-hal yang tidak mencerminkan high value muslimah, seperti terlibat dalam prostitusi dan berlebihan dalam mencintai idolanya. Adapun ciri -ciri dari high value muslimah diantaranya, menjaga harga dirinya dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat menjatuhkan dirinya, baik hati terhadap siapapun, berwawasan luas, pandai memanajemen hati, cinta terhadap diri sendiri, selalu merasa tidak sempurna dibandingkan dengan orang lain tetapi tidak lupa bersyukur atau rendah hati, open minded dalam hal yang tidak melebihi batas syariat Islam, pengambil keputusan yang baik, dan mengenal dirinya dengan baik. Lalu bagaimana dengan low value muslimah? Sesungguhnya tidak ada low value muslimah, karena Allah menciptakan wanita dengan kemulian-kemuliaannya. Namun, manusia sendiri yang menjadi penyebab turunnya nilai dirinya. Sejatinya, derajat manusia dimata Allah dibedakan dari amal perbuatan yang kita lakukan.
Seorang muslimah memiliki berbagai peran dalam kehidupan seperti, mar’atus sholihah, zaujatul muthi’ah, dan ummul madrasah. Mar’atus sholihah memiliki arti wanita yang berakhlak baik dan taat kepada Allah. Pengertian tersebut menjelaskan mengenai ciri-ciri wanita sholihah. Zaujatul muthi’ah artinya taat pada suami. Dalam fitrahnya, kedudukan suami dan istri dalam Islam memang berbeda. Keduanya memiliki peran masing-masing dan saling melengkapi. Allah tidak akan segan-segan memberikan balasan surga kepada istri-istri yang taat. Selanjutnya, ummul madrasah. Ummul madrasah memiliki pengertian ibu bagi peradaban. Wanita atau seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya atau sang penerus peradaban. Oleh karena itu, sebagai seorang calon ibu, muslimah harus berusaha memperbaiki kualitas diri dan berakhlak mulia agar dapat menjadi teladan bagi anak-anak kita nanti.
Terdapat beberapa muslimah modern yang dapat kita jadikan role model pada zaman ini, seperti Ibu Dewi Nur Aisyah. Beliau merupakan salah satu pakar informatika penyakit menular dan epidemiologi yang ditunjuk untuk menangani Covid-19 di Indonesia. Selain cerdas, beliau senantiasa istiqomah dalam menutup aurat menggunakan hijab lebar yang menjadi ciri khasnya. Kedua, dr. Aisah Dahlan, Cht. Beliau aktif membahas topik mengenai kaitan kesehatan dan ilmu agama, khusunya parenting dengan gaya yang santai. Ketiga, Sherly Annavita. Beliau merupakan seorang motivator muda yang kritis dalam berpikir dan berani menyuarakan kebeneran di depan publik. Terakhir, Ustadzah Oki Setiana Dewi. Ustadzah Oki mengawali karirnya sebagai publik figur dengan berakting dan berlanjut ke dunia dakwah. Selain berdakwah, beliau juga berpendidikan tinggi dan berperan sebagai anak, istri dan ibu yang baik dalam keluarga.
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi ini adalah sebagai seorang muslimah, janganlah kita melakukan hal yang dapat merendahkan diri sendiri dan merasa rendah diri. Sesungguhnya, hanya kita dan Allah SWT yang berhak atas diri kita dan jangan rendahkan dirimu selain dihadapan-Nya. Oleh karena itu, kita semua bisa menjadi high value muslimah dengan cara kita sendiri yang tentunya juga dengan cara yang baik.